Facebook menyebutkan bahwa data yang telah dibocorkan secara tak patut pada lembaga konsultan politik, Cambridge Analytica, mencapai paling tidak 87 orang. Jumlah ini pasalnya lebih banyak dari yang sebelumnya pernah terungkap. Dan sekitar 1,1 juta pengguna itu berasal dari Indonesia.
Sebelumnya, jumlah pengguna yang mana disebut oleh orang yang membongkar kasus ini yakni Christopher Wylie, Cuma menyebutkan angka 50 juta.
Panggil Facebook
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi, mengatakan akan memanggil Facebook Indonesia. “Saya sudah telepon perwakilan Facebook dan juga memanggilnya untuk bertemu sore nanti,” ungkapnya dilansir dari BBC Indonesia. ia menambahkan, “Kami sedang meminta angka yang pasti (data pengguna yang bocor). Terlepas dari hasilnya nanti, penggunaan data yang tak proper oleh PSE dapat melanggar Peraturan Menteri Kominfo soal Perlindungan Data Pribadi ataupun UU ITE juga.”
Ia juga menyebutkan, sangsinya sendiri bisa sampai 12 tahun penjara dan juga denda sampai dengan jumlah 12 Milyar Rupiah. “Kami juga sudah mulai koordinasi dengan teman-teman POLRI untuk mengantisipasi diperlukannya penegakan hukum yang secepatnya,” katanya lagi.
Klarifikasi Facebook
Dalam konferensi pers yang digelar kemarin, Rabu (4/4), Pimpinan dari Faceboo, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa sebelumnya dirinya berasumsi bahwa apabila Facebook memberikan suatu perangkat pada orang-orang, adalah tanggung jawab mereka untuk memutuskan bagaimana mereka bakal menggunakannya. Namun ia juga menambahkan bahwa “setelah sering kali mengkajinya kembali”, dirinya merasa pandangan tersebut sempit dan salah.
“Jelas sekali bahwa kami seharusnya memang bertindak lebih dari yang dilakukan, dan itu yang bakal kami lakukan untuk ke depannya,” ungkapnya. “Hari ini, berdasarkan informasi yang kami ketahui…Saya rasa kami mengerti bahwa kami perlu mengemban tanggung jawab kami secara lebih luas lagi,” imbuhnya.
“Bahwa kami tak hanya membuat suatu perangkat, namun kami juga perlu bertanggung jawab penuh akan bagaimana orang-orang menggunakan alat tersebut.”
Zuckerberg juga mengumumkan bahwa audit internal sudah mengungkap suatu masalah yang baru. Aktor-aktor berniat jahat pasalnya telah menyalahgunakan fitur yang mana memungkinkan pengguna mencari sesame pengguna dengan cara memasukkan pos-el (email) atau juga nomor telepon di kolom pencarian dalam platform berwarna biru tersebut.
Hasilnya banyak sekali informasi profil public yang telah “disalin” dan akhirnya juga dicocokkan dengan detail kontak, yang mana didapatkan dari sumber lain. Kini, pihak Facebook telah memblokir fasilitas itu. “Wajar saja jika pengaturan (dasar) tersebut Anda biarkan menyala. Maka dalam beberapa tahun ke belakang, orang mungkin saja mengakses informasi public Anda dengan cara seperti ini.” tukas Zuckerberg.
Angka Terbaru
Perkiraan yang paling baru soal jumlah orang yang mana datanya sudah terekspos diungkap dalam blog yang mana ditulis Mike Schroepfer, Kepala Teknologi Facebook. Dikutip dari BBC Indonesia juga diketahui Facebook saat ini memperkirakan kira-kira 305.000 orang yang telah memasang aplikasi kuis “This Is Your Digital Life” yang mana memungkinkan permanenan data itu. angka perkiraan yang sebelumnya adalah 270.000.
Sekitar kurang lebih 97% pengguna yang memasang aplikasi itu berada di AS. Akan tetapi, lebih dari 16 juta dari total penggunanya yang terdampak diduga berasal dari beberapa negara yang lainnya.
Atas hal ini, Facebook mendapatkan kritik keras ratugaming setelah terungkap bahwa perusahaan itu mengetahui selama bertahun-tahun lamanya bahwa Cambridge Analytica sudah memanenkan data pribadi dari jutaan penggunanya, tapi menyerahkan pada Cambridge Analytica sepenuhnya untuk menghapus informasi itu.