Laura Basuki saat ini sudah makin siap memamerkan aksi terbarunya lewat film biopik tentang legenda bulutangkis Indonesia yang namanya sudah terdengar di seluruh dunia, Susi Susanti tanggal 24 Oktober 2019 esok.
Dalam acara gala premier yang dihelat pada hari Selasa (22/10) kemarin, tepatnya di Plaza Indonesia, Jakarta, aktris cantik itu membagikan kisahnya tentang keterlibatan dirinya menjadi Susi Susanti dalam film yang disutradarai oleh Sim F ini.
Akui Trauma Lihat Raket
Aktris 31 tahun ini mengaku bahwa ia menjadi jauh lebih respek pada profesi atlet. Namun di sisi lainnya, ia mengaku bahwa ia mengalami trauma setelah berperan di film Susi Susanti” Love All.
“Saya jadi pemerhati badminton sekarang, suka banget menonton badminton. Mendukung atlet-atlet karena saya tahu enggak mudah menjadi seorang atlet itu. Mereka pisah dari keluarga, terus latihan gila-gilaan. Salut deh sama atlet Indonesia,” ungkapnya pada sejumlah awak media.
Namun demikian, Laura juga mengaku bahwa ia tak tertarik untuk menjadi atlet seperti perannya dalam film itu. “Capek, karena lihat raket aja trauma” imbuhnya.
Selain soal perubahan yang dirasakannya, ia juga bercerita tentang tantangan berat, bahkan paling berat, selama menjalani syuting Susi Susanti: Love All. Menurut dirinya, yang paling berat adalah saat dirinya beradegan split. “Saya paling takut adegan split, itu sampai mengulang empat kali untuk bisa pas di titik itu. Waktu pertama ditawarin casting ya casting aja, enggak tahunya ketrima. Dan begitu keterima, aku bongkar skenario, cari ada split enggak. Saat hari pertama itu, aku langsung ke pilates untuk melenturkan kaki,” ungkapnya.
Apa yang disuguhkan di Susi Susanti: Love All ?
Susi Susanti (Laura Basuki) sudah mencintai bulutangkis sejak lama, sejak ia berusia 14 tahun. Kemudian ia berkembang menjadi atlet yang paling dicintai di Indonesia. Di bawah pimpinan pelatihnya, yaitu Liang Chiu Sia dan juga didorong oleh janjinya sendiri pada sang ayah, kemudian ia berhasil mendapatkan pengakuan internasional setelah memenangkan medali emas olimpiade pertamanya untuk Indonesia.
Saat terjadi gejolak ekonomi, Susi kemudian menggunakan kesempatan itu untuk menunjukkan pada negaranya link dota777 dan juga dunia bahwa kepahlawanan tak diukur oleh tingginya kesuksesan seseorang. Akan tetapi, itu semua diukur dengan kedalaman pengorbanan seseorang.
Film ini pasalnya menampilkan perjuangan Susi kecil di Tasikmalaya. Kemudian ia harus berlatih keras di PB Jaya. Sampai akhirnya ia bisa masuk ke Pelatnas PBSI. Ia digembleng dan bersaing dengan banyak atlet seperti misalnya Sarwendah, Hermawan Susanto, dan Ardy B Wiranta di bawah asuhan pelatih bulutangkis legendasris, Tong Sin Fu dan juga Liang Chu Sia. Di film ini juga diceritakan bagaimana akhirnya ia bertemu dengan Alan Budikusuma.
Tidak berhenti sampai situ saja, bahkan di film ini, juga ditunjukkan bagaimana Susi memenangkan berbagai macam ajang dan salah satunya adalah Olimpiade Barcelona 1992 yang sangat historis.
Selain Laura Basuki, film Susi Susanti: Love All ini juga dibintangi oleh Dion Wiyoko sebagai Alan Basuki, dan Lukman Sardi. Ada juga Rafael Tan, Jenny Zhang, dan juga Nathaniel Sulistyo yang berperan sebagai orang-orang penting dalam karir dan juga kehidupan Susi.
Biopik ini diproduksi oleh Damn I Love Indonesia Movies yang bekerja sama dengan Oriema Films, Melon Indonesia dan East West Synergy.