Sindrom Inkonsistensi Man City dan Musim Keempat Guardiola

Jalan Manchester City untuk melangkah sampai dengan pekan ke-12 Liga Inggris pasalnya tidak semulus musim-musim sebelumnya. Skuat yang diasuh oleh Pep Guardiola ini sayang sekali harus menelan pil pahit tersandung karena masalah inkonsistensi. Sebut saja kekalahan paling baru yang diderita oleh Man City adalah saat mereka takluk dengan skor 1-3 dari Liverpool. Pertandingan yang dihelat di Stadion Anfield akhir pekan lalu itu tentunya menyisakan memori pahit bagi mereka. The Citizens tak cukup tajam soal penyelesaian akhirnya.

Inkonsistensi Man City

Hasilnya, tiga gol dapat disarangkan oleh Liverpool lewat Fabinho, Mohamed Salah dan juga Sadio Mane. Sementara itu Man City Cuma bisa membalas dengan 1 gol saja lewat tendangan Bernardo Silvia. Kekalahan Man City dari Liverpool ini menjadi yang ketiga kalinya yang dideritanya dari 12 pertandingan. selain kalah dari Liverpool, dianggap formula Guardiola tidak bertuah ketika tim yang berasal dari Manchester tersebut ditekuk oleh Wolverhampton Wanderers dengan skor 0-2 dan juga Norwich City dengan skor 2-3.

Rapor ini bisa dikatakan buruk untuk tim sekelas Manchester City yang jika mengacu pada torehan yang mereka dapat musim lalu, jauh berbeda. Pada periode yang sama, Sergio Aguero malahan belum perna tersentuh kekalahannya.

Hasil negative pasalnya baru saja dialami oleh Man City ketika adanya Liga Inggris memasuki bulan Desember. Tiga kekalahan yang mana diderita sang juara bertahan Liga Inggris, Chelsea, Leicester City dan Crystal Palace. di musim itu, Man City mengakhiri musim dengan 4 kali kekalahan. Pasukan Guardiola di musim ini Cuma berjarak 1 kekalahan saja dari musim lalu dengan Liga Inggris yang mana masih berjalan sampai dengan Mei 2020.

Setelah kekalahannya dari Liverpool, kemudian media-media di Inggris sempat ramai memberitakan adanya rencana transfer klub yang dimiliki oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyam ini. bahkan, sempat santer diberitakan juga, bahwa manajemen sudah menyiapkan dana sebesar 100 juta Poundsterlling supaya Guardiola bisa ‘belanja’ pemain-pemain baru.

Dana yang tergolong kecil tersebut pasalnya akan digunakan untuk mencari suksesor Vincent Kompany yang menggantikan David Silva yang bakal pergi akhir musim nanti serta penerus dari Sergio Aguero yang pasalnya terus menua.

Masalah Man City: Sebuah Analisis

Masalah yang paling besar yang dialami oleh Man City ini sebenarnya ada di lini belakang. Bek paling mahal Man City, Aymeric Laporte pasalnya absen sampai dengan awal tahun depan karena cedera lutut parah. Cedera lututnya ini membuat Guardiola dengan terpaksa harus menempatkan Ferdinanho sebagai bek tengah darurat. Sementara di sektor bek kiri, ditempatkannya Benjamin Mendy yang sulit bugar sepanjang musim ini.

Pilihan makin minim saat Oleksandr Zinchenko mesti menepi karena cedera juga. Oleh sebab itu lah, opsi yang paling masuk akal adalah menurunkan Angelino yang mana sebetulnya jadi pilihan kesekian di sektor itu.

Apabila menengko ke belakang, inkonsistensi Man City musim ini memang masuk akal khususnya mengacu pulsa777 link alternatif pada rekam jejak Guardiola pada musim terakhirnya bersama dengan Barcelona. Sepanjang karir sebagai manajer, Guardiola baru menukangi 4 tim yaitu Barcelona, Barcelona B, Bayern Munchen dan Manchester City. Dari empat tim tersebut, Cuma Barcelona B dan juga Munchen saja yang tak dilatih oleh pria asal Spanyol itu sampai dengan musim keempatnya. Liga Inggris musim ini memang masih panjang bagi Man City dan mereka dituntut bekerja lebih keras.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *